Senin, 30 Agustus 2010

SHOLAT TEPAT WAKTU

Sholat adalah salah satu dari rukun-rukun islam yang sangat ditekankan kepada seluruh ummat islam untuk menjalankannya bahkan anjuran dari nabi besar Muhammad saw untuk tidak meninggalkannya, karena seluruh perbuatan baik dan buruk tergantung pada yang satu ini. Jika sholat kita baik maka seluruh perbuatan kita juga akan baik, karena sholat yang kita lakukan setiap hari sebanyak lima waktu itu subuh, dzuhur, asar, magrib dan isya akan mencegah kita dari perbuatan jelek, namun sebaliknya jika kita mendirikan sholat dan masih juga melakukan hal yang tidak terpuji maka kita harus kembali pada diri kita masing-masing dan mengkoreksi kembali apakah sholat yang kita dirikan itu benar-benar sudah memenuhi syarat atau ketika kita mendirikannya, benak dan pikiran kita masih dikuasai atau diganggu oleh pikiran-pikiran selain Allah. Itu semua perlu juga kita perhatikan.

Sholat di awal waktu dalam pandangan Al-Quran

Allah swt berfirman: “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa[*]. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.” [1]
Imam Shadiq as bersabda:

امتحنوا شيعتنا عند مواقيت الصلاة كيف محافظتهم عليها

Ujilah syiah kami pada waktu-waktu sholat, bagaimana mereka menjaganya. [2]

Allah swt juga berfirman: “Celaka bagi orang-orang yang mendirikan sholat, yang mana mereka mendirikannya secara lalai.” [3] Berkenaan dengan ayat ini, Imam Shadiq as ditanya, beliau menjawab: “Yang dimaksud dengan ayat ini adalah orang yang melalaikan sholatnya, dan ia tidak mendirikannya di awal waktu tanpa ada halangan (uzur).[4]

Keutamaan sholat di awal waktu dalam pandangan riwayat
Imam Bagir as bersabda:

اعلم ان اول الوقت ابدا افضل فتعجل الخيرابدا ما استطعت

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya awal waktu itu adalah sebuah keutamaan, oleh karena itu laksanakanlah secepatnya pekerjaan baikmu selagi kamu mampu,.”[5]
Imam Shodiq as bersabda:

لفضل الوقت الاول على الاخير خير من ولده وماله

“Sesungguhnya keutamaan yang ada di awal waktu dibandingkan akhirnya lebih baik bagi seorang mukmin dari anak-anaknya dan hartanya.”[6]
Beliau juga dalam haditsnya yang lain bersabda:

فضل الوقت الاول على الاخير كفضل الآخرة على النيا

“Keutamaan awal waktu atas akhirnya sebagaimana keutamaan akherat terhadap dunia.”[7]

Imam Musa bin Jakfar as bersabda: “Sholat-sholat wajib yang dilaksanakan pada awal waktu, dan syarat-syaratnya dijaga, hal ini lebih wangi dari bunga melati yang baru dipetik dari tangkainya, dari sisi kesucian, keharuman dan kesegaran. Dengan demikian maka berbahagialah bagi kalian yang melaksanakan perintah shalat di awal waktu.”[8]

Imam Shadiq as bersabda: “Seorang yang mengaku dirinya haq (Syiah) dapat diketahui dengan tiga perkara, tiga perkara itu adalah: 1. Dengan penolongnya, siapakah mereka. 2. Dengan sholatnya, bagaimana dan kapan ia melaksanakannya. 3. Jika ia memiliki kekayaan, ia akan teliti dimana dan kapan akan ia keluarkan.[9]
Sholat di awal waktu cermin kesuksesan ruhani

Diantara salah satu rahasia penting sholat di awal waktu adalah keteraturan hidup dengan tolak ukur agama dan tidak lalai kepada tuhan. Adapun orang yang mendirikan sholat, namun tidak terikat dengan awal waktu, dasar tolak ukur hidup mereka adalah ditentukan oleh permasalahan selain tuhan, dan ketika masuk waktu sholat, mereka mendirikannya, namun terkadang di awal waktu, pertengahan dan atau diakhirnya, permasalahan ini sudah sangat merendahkan dan meremehkan sholat itu sendiri sebagai tiang dan pondasi agama bahkan merupakan rukun islam bagi setiap muslim, dan dengan demikian seseorang akan merasa bahwa setiap permasalahan duniawi yang datang, akan lebih ia dahulukan ketimbang mengerjakan sholat, seperti contoh: Di tengah pekerjaan, makanan sudah dihidangkan, dikarenakan teman atau tamu yang bertandang kerumah dan lain sebagainya dari permasalahan dunia yang menyebabkan kita lalai dan tidak mengerjakannya di awal waktu. Hal semacam ini adalah sebuah kejangkaan dan tidak komitmen terhadap urusan agama.

Adapun orang yang terikat -dengan urusan agama- mereka mendirikan sholat di awal waktu. Tolak ukur kehidupan mereka, mereka susun sesuai dengan tolak ukur yang sudah ditentukan oleh Ilahi. Dalam artian bahwa setiap pekerjaan telah disusun sedemikian rupa sehingga ketika datang waktu sholat, mereka tidak disibukkan dengan pekerjaan yang lain selain ibadah sholat. Dan perhatikanlah jika menjanjikan sasuatu jangan mendekati waktu sholat, dan jika hendak menyantap makan siang atau malam, hendaknya tidak pada waktu sholat, dan jika hendak mengundang tamu atau berpergian untuk tamasya, hendaknya disusun sesuai dengan waktu sholat. Dengan demikian ia telah menunjukkan bahwa untuknya agama dan sholat adalah segala-galanya. Permasalahan inilah yang memiliki pengaruh yang sangat dalam untuk membentuk jiwa seorang insan menuju kesempurnaan.

Sholat di awal waktu adalah rumus untuk dapat menguasai jiwa, hawa nafsu dan pikiran serta menentang keinginan syahwat, karena dengan cara mengatur waktu dan janji yang kuat, seorang manusia seiring dengan berjalannya waktu dapat menemukan dan berhadapan dengan berbagai ragam hawa nafsu. Ketika keragaman seperti makan, istirahat, rekreasi dan pekerjaan menghadang, yang mana seseorang berkeinginan untuk melakukannya, namun dikarenakan waktu sholat telah tiba, hal itu dikesampingkan demi beribadah kepada Tuhannya (sholat), hal yang demikianlah yang disebut dengan tegarnya jiwa dan kuatnya iman.

Seorang yang ingin mendirikan sholatnya di awal waktu, tentu telah mengatur jadwal kehidupannya, misalnya: untuk dapat sukses melaksanakan sholat subuh di awal waktu, dia akan tidur lebih awal dan meninggalkan sebagian menu(kegiatan) yang menyebabkan ia begadang malam, karena hal itu bertentangan dengan keterjagaan di awal waktu. Di lain hal kita mengetahui bahwa bangun diwaktu(azan) subuh itu memiliki banyak barakah dari sisi kejiwaan dan bahkan dari sisi materi.

Nah yang terpenting sekarang adalah kita harus mementingkan peranan sholat dalam diri kita, dan mulailah sejak saat ini mengambilnya sebagai rancangan yang mau tidak mau harus kita mulai dan kita kerjakan walaupun terkadang sering kali dalam memulainya kita ketinggalan untuk mengerjakan sholat itu di awal waktu, namun secepatnya kita mendirikannya. Bukan sebaliknya kemudian kita menaruhnya di akhir waktu, sehingga dengan cara ini, secara perlahan hal tersebut akan menjadi adat bagi kita untuk menjalankannya secara mudah dan tidak merasa beban. Dan ketika itulah sholat seseorang akan berbentur dengan keharuman dan kesucain yang luar biasa.

Dan Jika Tidak Sampai Laknatlah Aku

Almarhum Alamah Thabatabai dan Ayatullah Bahjat menukil dari almarhum Qadhi ra, ketika itu beliau berkata: “Kalau saja seorang yang mendirikan sholat wajibnya pada awal waktu dan ia tidak sampai pada jenjang yang tinggi (dari sisi keruhaniannya), maka laknatlah aku!.” (dalam naskah lain beliau berkata: “...maka ludahilah wajahku!”).

Awal waktu adalah rahasia yang sangat agung, karena firman allah swt yang berbunyi “ حافظوا على الصلوات Peliharalah segala sholatmu...”, adalah salah satu poros dan sebagai pusat, dan selain itu juga terdapat firman Allah yang lain yang berbunyi “ واقيموا الصلاة Dan dirikanlah sholat...”, seorang insan yang mementingkan dan mengikat dirinya untuk mendirikan sholat di awal waktu, pada dasarnya itu adalah baik, dan memiliki pengaruh yang sangat besar dan positif untuk dirinya, walau tanpa dihadiri dengan sepenuh hati.[10]
Dari mana engkau dapatkan kedudukan ini

Mullah Mahdi Naroki yang sangat melatih dirinya dengan sifat-sifat baik seperti wara, kesucian, kesehatan, ketakwaan dan lain-lainnya, sehingga dengan itu semua beliau berhasil dapat melihat dengan mata akherat, berkata: “Pada hari raya, saya pergi berziarah ke tempat pemakaman, dan saya berdiri ke sebuah makam dan kepadanya saya katakan: “Adakah hadiah yang dapat engaku berikan padaku di hari raya ini?”.

Malam harinya ketika saya beranjak tidur, dalam mimpi, saya melihat seseorang yang wajahnya indah dan bercahaya datang menghampiriku, dan berkata: “Datanglah esok hari ke makamku, akan aku berikan sesuatu kepadamu sebagai hadiah di hari raya”. Keesokan harinya aku datang kepemakaman yang diisyaratkan oleh mimpiku itu. Sesampainya aku di sana, tiba-tiba tersingkaplah alam barzah untukku. Ketika itu tampaklah sebuah taman yang indah dan sangat menakjubkan, di dalamnya ada sebuah pintu dan pepohonan yang sebelumnya tidak pernah seorang pun melihatnya, tapi aku dapat temukan di sana. Di tengahnya terdapat sebuah istana yang sangat megah berdiri kokoh. Kemudian saya diajak memasuki ke ruangan dalam istana, ketika aku masuk, aku melihat seseorang yang duduk penuh dengan keagungan di atas singgasana yang bertahtakan intan permata. Kepadanya aku katakan: “Dari golongan manakah engkau?. Ia menjawab: “Aku dari golongan orang-orang yang beribadah. Kemudian aku tanyakan kembali: “Dari manakah engkau dapatkan kedudukan ini?. Ia berkata: “Pekerjaan yang sehat, dan sholat berjamaah diawal waktu.[11]

Perjalanan Ahlul Bait as dalam Sholat di Awal Waktu:

Sholat Awal Waktu pada Perang Shiffiin (Shofain)

Dalam cuaca panas peperangan Shiffin, ketika imam Ali as sedang sibuk-sibuknya berperang, Ibnu Abbas ra melihat beliau yang sedang berada di tengah dua barisan perang itu, secara tiba-tiba menegadahkan wajahnya ke arah matahari, ia bertanya: “Wahai imam, Ya Amirul Mukminin, untuk apa hal itu engkau lakukan?. Beliau menjawab: “Aku melihatnya karena ingin memastikan apakah sudah masuk waktu sholat dzuhur, sehingga kita mendirikannya?. Kemudian Ibnu Abbas berkata: “Apakah sekarang ini saatnya untuk mendirikan sholat?. Peperangan telah menghalangi kita untuk mendirikan sholat, imam menjawab: “Untuk apa kita berperang melawan mereka?, Bukankah kita berperang dengan mereka supaya kita dapat mendirikan sholat?, hanya karena sholat kita berperang melawan mereka. Setelah itu perawi berkata: “Imam Ali sama sekali tidak pernah meninggalkan sholat malamnya walaupun pada malam “Lailatul Harrir”[12] (Lailatul Harrir adalah sebuah malam yang sangat genting dimana pasukan Imam Ali dan Muawiah (laknat Allah kepadanya) meneruskan perang mereka sampai pagi.)
Sholat Terakhir Imam Husain as

Siang hari dari sepuluh Muharram yang dikenal dengan hari Asyura, keadaan yang begitu menyengat karena teriknya matahari, dan cuaca yang panas dengan peperangan yang tidak seimbang sedang terjadi di tanah Karbala, salah seorang dari pembela Sayyidus Syuhada Imam Husain as bernama Abu Tsamamah Asshoidi kepada Imam berkata: “Wahai Aba Abdillah (Lakqab panggilan Imam Husain as), jiwaku aku korbankan untukmu, saya lihat para musuhmu ini sudah dekat denganmu, aku bersumpah demi Allah sungguh engkau tidak akan terbunuh, kecuali dengan seizin Allah aku kobankan dulu nyawaku, namun aku akan senang sekali menemui Tuhanku dalam keadaan aku telah menjalankan tugasku yaitu mendirikan sholat yang sekarang ini sudah saatnya melakukankan sholat dzuhur.

Seketika Imam Sayyidus Syuhada menengadahkan wajah suci beliau kearah langit dan melihat matahari (yang sudah condong) kemudian bersabda: “Engkau ingat akan sholat!, Semoga Allah swt menjadikan engkau termasuk orang-orang yang selalu ingat akan mendirikan sholat. Ya sekarang ini saatnya mendirikan sholat di awal waktu, mintalah dari mereka waktu sesaat untuk mengangkat senjata sehingga kita dapat mendirikan sholat. Seketika itu seorang yang terlaknat bernama Hashin bin Tamim berkata: “Sholat yang kalian dirikan tidak akan diterima., Kemudian perkataan itu dijawab oleh Habib bin Madzohir, dikatakan padanya: “Wahai peminum arak, kau pikir sholat yang didirikan oleh keluarga rasulullah saww tidak diterima Allah swt, sedangkan sholat yang kau dirikan diterima!, jangan kira begitu”.

Kemudian Imam Husain as mendirikan Sholat Khauf bersama segelintir para pembela beliau yang tersisa.[13]

Perjalanan Imam Khomaini dalam mendirikan sholat di awal waktu

Dalam sebuah media penerbitan yang menukil perkataan salah seorang dari putra Imam yang menceritakan bahwa: “Hari pertama kali Muhammad Reza Syah pergi, saat itu kami berada di kota Novel Losyatu. Hampir tiga atau empat ratus wartawan berkumpul mengelilingi rumah Imam, sebuah ranjang kecil disiapkan, dan Imam berdiri di atasnya. Seluruh kamera yang ada aktif mengontrol seluruh ruangan. Dan sesuai perjanjian setiap orang dari mereka melontarkan satu pertanyaan, setelah dua tiga pertanyaan, tiba-tiba suara azan terdengar, tanpa ada aba-aba Imam langsung meningalkan ruangan dan berkata: “Saat fadhilahnya (waktu yang diutamakan) melaksanakan sholat dzuhur”. Semua orang yang hadir merasa heran dan takjub karena Imam meninggalkan ruangan begitu saja. Kemudian ada seseorang yang memohon kepada beliau untuk sedikit bersabar sampai minimalnya empat atau lima pertanyaan yang akan disampaikan beberapa wartawan, kemudian Imam dengan marahnya berkata: “Tidak bisa sama sekali” dan pergi meninggalkan ruangan.[14]

Imam Khomaini ra sampai akhir hayatnya, selalu merasa khawatir untuk tidak dapat menjalankan sholatnya di awal waktu, walaupun ketika beliau dirawat di rumah sakit. Dinukil dari Syekh Ansori ketika datang menjenguk beliau yang sedang dirawat, berkata: “Apakah engkau hendak mendirikan sholat?, kemudian beliau menggerakkan tangannya dan kami pun sadar bahwa beliau sedang beribadah sholat.[15]

Semua yang aku miliki dari menjalankan sholat di awal waktu

Hujjatul Islam Haji Hasyimi Nejad berkata: “Tempo lalu ada orang tua yang datang ke sebuah masjid bernama Loleh Zar pada bulan Ramadhan, ia termasuk seorang yang sukses di zaman itu, dan sebelum azan dikumandangkan ia selalu hadir di dalam masjid.

Kepadanya aku katakan: “Haji Fulan, saya lihat engkau termasuk orang yang sangat sukses, karena setiap hari saya datang ke masjid ini, pasti engkau lebih dahulu datang dariku dan mengambil tempat di salah satu bagian masjid. Ia menjawab: “Sebenarnya, semua yang aku miliki ini, karena sholat yang aku dirikan di awal waktu. Kemudian setelah itu ia meneruskan perkataannya: “Pada masa mudaku, aku pergi ke Masyhad dan aku berjumpa dengan Almarhum Haji Syekh Hasan Ali Bagceh-i, aku katakan padanya: “Aku memiliki tiga keinginan, dan aku ingin Allah memberikan ketiganya di masa mudaku, bisakah engkau mengajarkan sesuatu sehingga aku dapat mencapai semua keinginanku tadi.

Kemudian beliau bertanya, “Apa yang engkau inginkan; , aku katakan padanya: “Aku ingin di masa mudaku, aku bisa mengamalkan ibadah haji, karena ibadah haji di masa muda memiliki kelezatan tersendiri”.

Lalu ia berkata: “Sholatlah di awal waktu dan berjamaah”.

Dan kembali aku katakan: “Keinginanku yang kedua adalah aku ingin Tuhan memberikanku istri yang baik dan sholehah”.

Beliau pun menjawab: “Sholatlah di awal waktu dan berjamaah”.

Keinginanku yang terakhir aku katakan: “Aku ingin Allah memberikanku sebuah pekerjaan yang terhormat”.

Kemudian beliau menjawab sama seperti jawaban yang pertama dan kedua: “Sholatlah di awal waktu dan berjamaah”.

Setelah itu aku mulai jalankan amalan yang diajarkan Syekh itu kepadaku, dan dalam jangka waktu tiga tahun, Allah memberikan aku jalan untuk dapat menjalankan ibadah haji, dan mendapatkan istri yang mukminah dan sholehah dan memberikan padaku sebuah pekerjaan yang mulia.[16] Allahu A’lam

Minggu, 29 Agustus 2010

Keutamaan Sholat Fhardu

Thursday, June 11, 2009, 11:37
Isian ini ada pada kategori Dakwah

Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, semoga Allah memberikan pemahaman agama, ilham, dan petunjuk kepada kita, serta melindungi kita dari keburukan hawa nafsu kita.

Sesungguhnya shalat adalah tiang agama, dan shalat merupakan pilar terkuat dalam rukun Islam yang lima setelah syahadat. Dan posisi shalat dalam agama bagaikan posisi kepala pada tubuh seseorang. Seperti halnya seseorang takkan hidup tanpa kepala, maka seseorang tidak dianggap beragama tanpa melaksanakan shalat. Demikianlah keterangan yang terdapat dalam hadits.
Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang memelihara shalat, senantiasa mendirikannya, yang khusyuk dalam melaksanakannya, dan selalu menjaganya. Demikianlah Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman dalam kitab-Nya. Ia berfirman, “Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.”
Shalat yang dimaksud dalam firman di atas adalah shalat wajib yang lima jumlahnya, yaitu : zhuhur, ashar, maghrib, isya`, dan shubuh. Inilah shalat yang tidak seorang pun boleh meninggalkannya dalam keadaan apapun selama ia masih berakal, walau orang itu telah memasuki usia lanjut, menderita sakit, dan lain sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan shalat wustha ialah shalat ashar. Demikianlah keterangan yang terdapat dalam hadits shahih yang juga disebutkan Allah secara khusus karena memiliki keutamaan tersendiri. Dan hal ini sudah cukup dikenal dan masyhur dalam Islam.
Dikabarkan bahwa sebab turunnya izin melaksanakan shalat khauf adalah sebagai berikut. Dahulu orang-orang Islam pernah berada dalam suatu peperangan bersama Rasulullah. Dalam peperangan tersebut Rasulullah saw bersama orang-orang Islam melaksanakan shalat zhuhur sebagaimana biasanya, dan saat itu kaum musyrikin dekat dengan mereka dan melihat Rasulullah beserta orang-orang Islam sedang melaksanakan shalat zhuhur. Ketika mereka selesai dari shalat, sebagian kaum musyrikin berkata, “Seandainya kita menyerang mereka dan mereka dalam keadaan shalat, pasti kita akan berhasil menghancurkan mereka.” Sebagian kaum musyrikin lainnya berkata, “Sesungguhnya setelah shalat yang mereka kerjakan ini masih ada shalat yang lebih mereka cintai daripada ayah-ayah mereka dan anak-anak mereka (yaitu shalat ashar).” Kemudian turunlah Jibril as kepada Rasulullah dengan shalat khauf. Perhatikanlah bagaimana keutamaan shalat ashar, yang sampai kaum musyrikin pun mengetahuinya.
Allah swt berfirman, “..dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.” Yang dimaksud al-Inabah dalam ayat tersebut adalah kembali kepada Allah, sedangkan bertaqwa adalah takut kepada Allah, dan mendirikan shalat adalah melaksanakannya dengan cara yang telah diperintahkan oleh Allah.
Allah swt berfirman, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya.”
Allah swt berfirman, “..kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya..” Allah mengecualikan mereka dari golongan orang-orang yang diciptkan dengan penuh keluh-kesah dan gelisah ketika mereka tertimpa keburukan, dan lalai ketika mereka mendapat kebaikan. Seakan-akan Allah swt berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang mendirikan shalat pada hakikatnya tidak termasuk orang-orang yang suka berkeluh-kesah dan gelisah.”
Allah swt berfirman, “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah perbuatan keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-badah yang lain).” Seseorang yang mendirikan shalat seperti yang telah diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, maka shalatnya akan mencegahnya dari perbuatan yang tidak disuakai Allah, seperti yang telah disebutkan di atas dan lain sebagainya dari perbuatan yang tidak disukai Allah.
Rasulullah saw bersabda, “Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat.” Orang yang mendirikan shalat dengan mengikuti dan mencontoh Rasulullah saw dalam shalatnya, yakni seperti tata cara yang telah dinukil oleh para ulama salaf maupun khalaf, maka ia juga dianggap sebagai orang yang mendirikan dan senantiasa memelihara shalat.
Adapun shalat dibagi menjadi dua, yaitu shalat zhahir dan shalat batin, yang mana tidak akan sempurna shalat seseorang kecuali mendirikan keduanya secara bersamaan. Adapun shalat zhahir adalah berdiri, membaca, ruku`, sujud, dan lain sebagainya dari amal shalat zhahir. Dan shalat batin adalah khusyuk, hadirnya hati, ikhlas, tadabbur dan memahami makna bacaan yang dibacanya, tasbih, dan lain sebagainya dari amal shalat batin. Shalat zhahir adalah tugas seluruh anggota tubuh, dan shalat batin adalah tugas hati. Dan hati itulah yang menjadi tolak ukur al-Haq melihat seorang hamba.
Imam al-Ghazali berkata, “Perumpamaan orang yang mendirikan shalat zhahir dan lalai akan shalat batin bagaikan seseorang yang memberikan hadiah kepada seorang raja pelayan yang sudah mati. Dan perumpamaan orang yang lalai akan shalat zhahir bagaikan seseorang yang memberikan hadiah kepada seorang raja pelayang yang terpotong anggota tubuhnya dan tercukil kedua matanya. Kedua orang tersebut berhak mendapatkan hukuman dan siksan dari raja karena hadiah yang mereka berikan merupakan salah satu bentuk penghinaan.”
Kemudia al-Ghazali berkata, “ Dan sesungguhnya engkau menghadiahkan shalatmu kepada Tuhanmu, maka janganlah pernah engkau mempersembahkan bentuk shalat seperti yang telah disebutkan, karena hal tersebut akan mengakibatkan engkau mendapat siksa dan hukuman dari Allah.” (N-113-116)


KEUTAMAAN SHOLAT

Syaqiq Balkhi, seorang syeikh dan ahli shufi yang terkenal berkata, "kita akan mendapatkan lima hal melalui lima cara, yaitu :

1. Keberkahan rezeki melalui sholat dhuha.
2. Cahaya di dalam kubur melalui sholat tahajud.
3. Kemudahan menjawab pertanyaan munkar dan nakir melalui bacaan al Qur'an.
4. Kemudahan melintas titian shirath melalui puasa dan sedekah.
5. Naungan Arsy Ilahi melalui dzikrulloh dalam keadaan sendirian.

Di dalam berbagai kitab hadits banyak sekali hadits yang menegaskan pentingnya sholat serta keutaman-keutamaannya, sehingga sulit dan terlalu banyak jika dituliskan keseluruhan. Berikut adalah beberapa terjemahan hadits dari beberapa hadits Rosululloh saw :

1. Perintah pertama yang diturunkan Alloh swt kepada umatku adalah sholat, dan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah sholat.
2. Takutlah kepada Alloh mengenai sholat ! Takutlah kepada Alloh mengenai sholat ! Takutlah kepada Alloh mengenai sholat !
3. Pembatas antara seseorang dengan syirik adalah sholat.
4. Ciri seorang muslim adalah sholat. Seseorang yang mengerjakan sholatnya dengan hati yang khusyu, menjaga waktu-waktunya dan memperhatikan sunnah-sunnahnya, maka dia adalah seorang yang beriman.
5. Alloh swt tidak mewajibkan sesuatu yang lebih utama daripada iman dan sholat. Seandainya ada sesuatu kewajiban yang lebih utama daripada itu niscaya Alloh swt akan memerintahkan para malaikatNya yang sebagian dari mereka senantiasa ruku' dan sebagian lagi terus menerus sujud.
6. Sholat adalah tiang agama.
7. Sholat menghitamkan mulut syetan.
8. Sholat adalah cahaya bagi orang yang beriman.
9. Sholat adalah jihad yang paling utama.
10. Selagi seseorang menjaga sholatnya, maka Alloh swt mencurahkan seluruh perhatianNya, tetapi jika ia melalaikan sholatnya, maka perhatian Alloh akan terlepas.
11. Apabila suatu musibah turun dari langit, maka orang-orang yang memakmurkan masjid akan terhindar darinya.
12. Apabila seseorang masuk ke dalam neraka jahannam disebabkan dosa-dosanya, maka api neraka tidak akan membakar anggota tubuh yang digunakan untuk bersujud.
13. Alloh swt mengharamkan api neraka bagi anggota tubuh yag digunakan untuk bersujud.
14. Amal yang paling disukai Alloh swt adalah sholat tepat pada waktunya.
15. Keadaan manusia yang paling disukai Alloh swt adalah ketika dalam keadaan sujud, yaitu keningnya menyentuh tanah.
16. Sedekat-dekat seseorang kepada Alloh adalah ketika dia berada dalam keadaan sujud.
17. Sholat adalah anak kunci pintu surga.
18. Apabila seseorang berdiri untuk melaksanakan sholat, maka pintu-pintu surga akan terbuka. Lalu tersingkaplah tabir antara Alloh swt dengan orang yang sholat itu selama dia tidak sibuk dngan batuk, dan sebagainya (yaitu perkara-perkara yag dibenci dalam sholat)
19. Seseorang yang sedang melaksanakan sholat berarti mengetuk pintu yang maha kuasa, sebagaimana orang mengetuk pintu, maka pasti akan dibukakan baginya.
20. Kedudukan sholat dalam agama adalah seperti kepala pada badan.

Itulah keutamaan sholat yang harus kita perhatikan baik-baik. Mulai sekarang marilah bersama-sama meningkatkan kualitas sholat kita, menambah kuantitas sholat sunnah kita, dan memperbaiki cara sholat kita agar kualitas sholat kita semakin meningkat…